Jumat, 05 Juli 2019

KAJIAN POTENSI PARIWISATA PERKOTAAN (URBAN TOURISM) SEBAGAI DAYA TARIK WISATAKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI/article/view/158
Pengembangan suatu daya tarik wisata tidak hanya memproritaskan daya tarik wisata alam saja, tetapi pariwisata perkotaan perlu juga dikembangkan untuk mendukung jalannya aktivitas pariwisata di suatu daerah. Fenomena yang terjadi saat ini adalah, pertumbuhan wisata perkotaan di dunia semakin meningkat dan telah menjadi trend untuk dikembangkan, (Prijadi, dkk: 2014).
Prijadu dkk (2014) mengemukakan pariwisata perkotaan (urban tourism) merupakan suatu bentuk pengembangan pariwisata dengan lokasi wisata berada di dalam kota, dimana area atau spot-spot didalam kota, elemen-elemen kota bahkan kota itu sendiri menjadi suatu komuditas utama pariwisata. Pariwisata perkotaan juga pada dasarnya adalah produk wisata, dimana didalamnya terdapat kosentrasi berbagai bentuk atraksi, amenitas dan kemudahan aksesibilitas, (Priono: 2012).
Pratiwi (2014) mengemukakan bahwa Pariwisata perkotaan merupakan bentuk umum dari pariwisata yang memanfaatkan unsur-unsur perkotaan (bukan pertanian) dan segala hal yang terkait dengan aspek kehidupan kota (pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi) sebagai daya tarik wisata. Tondobala (2012) mengemukakan bahwa tumbuh dan kembangnya kawasan wisata dalam suatu kota tergantung dari beberapa hal:
1.      Cara memanfaatkan potensi-potensi obyek wisata yang telah ada.
2.      Menggali potensi yang belum dikembangkan.
3.      Mendukung peluang pengembangan obyek wisata dengan ketersediaan prasarana dan sarana yang sesuai dengan kondisi lingkungan, dan.
4.      Melakukan pengelolaan kawasan secara profesional dan berkelanjutan.
Dalam perkembangannya, keberadaan suatu daya tarik wisata tentu harus didukung oleh komponen produk wisata yang tersedia di daerah destinasi wisata tersebut. Trigantiarsyah dan Mulyadi (2012) mengemukakan bahwa pengembangan destinasi pariwisata memerlukan teknik yang baik dan tepat yaitu dengan menggabungkan beberapa aspek penunjang yaitu aksesibilitas (transportasi dan seluruh pemasaran), penyediaan akomodasi (penginapan dan restoran). Lebih lanjut Yoeti (2002) menambahkan bahwa keberhasilan suatu tempat wisata hingga tercapainnya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi (Attraction), mudah dicapai (Accessibilty), dan fasilitas (Amenities). Cooper dkk (1993) bahwa terdapat empat komponen yang harus dimiliki oleh sebuah destinasi wisata antara lain: (1). Atraksi/Attraction, seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan seni pertunjukkan, (2). Fasilitas/Amenities, seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan, (3). Aksesibilitas/Acces, seperti transportasi lokal dan tersedianya pelayanan penyewaan mobil, serta tersedianya terminal maupun bandara untuk mempermudah akses menuju lokasi wisata. (4) Ancillary service yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management organization, convetional and visitor bureau.

Pemanfaatan sebuah kota sebagai salah satu destinasi pariwisata di suatu daerah menjadi pilihan penting dalam menambah pendapatan daerah tersebut. Sebuah kota yang menjadi destinasi wisata dengan multimotivasi dalam berwisata menjadi pilihan bagi para wisatawan dengan berbagai tujuannya masing-masing seperti berbisnis, kegiatan hiburan, mengunjungi kerabat dan keluarga, mengunjungi teman, berwisata, berekreasi maupun urusan lainnya. Bahkan wisatawan dalam berkunjung ke suatu destinasi perkotaan untuk lebih satu alasan misalkan, orang yang pergi ke suatu kota untuk berbisnis, menyempatkan diri untuk mengunjungi museum atau galeri seni di kota yang dikunjunginya. Atau wisatawan mancanegara mengunjungi dan berwisata di kota tertentu sebagai pintu gerbang  untuk mengunjungi daerah lain di sekitarnya, (Adriani, 2011). Seperti, wisatawan berkunjung di Kota Mataram karena fungsinya sebagai sebuah kota yang memiliki banyak tempat akomodasi serta tempat untuk berbelanja dekat dengan Kabupaten Lombok Barat yang memiliki destinasi wisata alam yang indah.


a.      Potensi Pariwisata Perkotaan (Urban Tourism) Sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Mataram.
Sebagai sebuah pusat kota yang terletak di Pulau Lombok, Kota Mataram telah memiliki potensi-potensi pariwisata perkotaan yang bisa dikembangkan serta dilestarikan sehingga menjadi sebuah daya tarik wisata yang banyak dinikmati oleh wisatawan. Keberadaan potensi daya tarik wisata perkotaan di kota mataram menyuguhkan berbagai jenis atraksi wisata yang bisa dilihat dan dinikmati selama berkunjung di Kota Mataram seperti kantor gubernur dan balaikota, kawasan jalan yang bermakna mitos dan nostalgia, monument kota yang bermakna historis, kuliner khas kota, kampus atau universitas, mall atau pusat perbelanjaan, pasar tradisional, alun-alun kota, taman kota, pusat kuliner dan buah-buahan, museum dan pantai.
Yang menarik dari keberadaan potensi pariwisata perkotaan di kota mataram yaitu jarak antara lokasi wisata yang satu dan yang lainnya tidak terlalu jauh. Karena kita tahu bahwa luas wilayah kota mataram yang relatif kecil yaitu 61,3 Km² membuat para wisatawan dapat berkunjung ke seluruh daya tarik wisata dalam kurun waktu 1 sampai 2 hari.
Potensi pariwisata perkotaan (urban tourism) sebagai daya tarik wisata kota mataram antara lain: Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Taman Sangkareang, Taman Udayana, Taman Selagalas, Taman Mayura, Monumen Bahari Mataram, Monumen Bumi Gora, Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Kawasan Wisata Kuliner Rembiga, Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Centre, Pura Meru, Makam Bintaro, Makam Van Ham, Makan Loang Baloq, Lombok Epicentrum Mall (Lem), Mataram Mall , Transmart Carrefour Mataram, Mataram Craft Centre (MCC), Pasar Cakranegara, Arena Buah Cakranegara, Tempat Karaoke, Kawasan Kota Tua, Kawasan Pantai Loang Baloq, Pantai Gading, Pantai Ampenan, Kerajinan Cukli Di Rungkang Jangkuk Kota Mataram, Kemilau Mutiara Sekarbela Di Kampung Sekarbela.





Gambar 1. Potensi Wisata Perkotaan Kota Mataram
(Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2018)




b.      Ketersediaan Komponen Produk Pariwisata Dalam Mendukung Jalannnya Aktivitas Pariwisata Perkotaan (Urban Tourism) Di Kota Mataram.
Selain potensi yang sudah lengkap, keberadaan sarana pendukung yaitu fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata seperti hotel dan restoran yang memadai dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada wisatawan. Selain fasilitas akomodasi, akses jalan di setiap destinasi pariwisata perkotaan di Kota Mataram sudah sangat bagus, serta unsur kelembagaan pariwisata yang telah ada.
Ketersediaan komponen produk pariwisata dalam mendukung jalannnya aktivitas pariwisata perkotaan (urban tourism) di kota mataram telah tersedia dan memadai, seperti keberadaan terminal bus antar kota-antar provinsi, kondisi jalan yang baik, tersedianya bandara internasional serta adanya instansi pemerintah dibidang kepariwisataan yang dapat mengelola dan mengembangkan daya tarik wisata di Kota Mataram.

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: potensi pariwisata perkotaan (urban tourism) sebagai daya tarik wisata kota mataram sudah lengkap antara lain: kantor gubernur nusa tenggara barat, taman sangkareang, taman udayana, taman selagalas, taman mayura, monumen bahari mataram, monumen bumi gora, museum negeri nusa tenggara barat, kawasan wisata kuliner rembiga, masjid raya hubbul wathan islamic centre, pura meru, makam bintaro, makam van ham, makan loang baloq, lombok epicentrum mall (LEM), mataram mall , transmart carrefour mataram, mataram craft centre (MCC), pasar cakranegara, arena buah cakranegara, tempat karaoke, kawasan kota tua, kawasan pantai loang baloq, pantai gading, pantai ampenan, kerajinan cukli di rungkang jangkuk kota mataram, kemilau mutiara sekarbela di kampung sekarbela.
Sedangkan ketersediaan komponen produk pariwisata dalam mendukung jalannnya aktivitas pariwisata perkotaan (urban tourism) di kota mataram telah tersedia dan memadai, seperti keberadaan terminal bus antar kota-antar provinsi, kondisi jalan yang baik, tersedianya bandara internasional serta adanya instansi pemerintah dibidang kepariwisataan yang dapat mengelola dan mengembangkan daya tarik wisata di Kota Mataram.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan potensi pariwisata perkotaan (urban tourism).
1.        Perlunya kerja sama pemerintah dengan pihak swasta untuk saling bersinergi dalam mengembangan daya tarik wisata perkotaan di Kota Mataram.
2.        Diharapkan kepada pengelola daya tarik wisata untuk dapat mengelola dengan baik, serta memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan area wisata yang dikunjungi.
3.        Diharapkan untuk terus melakukan promosi kepada wisatawan local maupun mancanegara, dengan memanfaatkan media social yang ampuh menarik kunjungan wisatawan milenial pada saat ini.