Tulisan ini adalah critical review dari artikel Tourism
and Cultural Development in Thailand. Chapter
3, yang ditulis oleh Nuan Sarnsorn. Chapter
3 yang berjudul Tourism and Cultural
Development in Thailand secara garis besar menjelaskan tentang perkembangan
pariwisata di thailand yang terus meningkat dan berubahnya tradisi budaya yang
diakibatkan makin berkembangnya pariwisata. Penulis merasa bahwa meningkatnya
pendapatan ekonomi dari industry pariwisata membawa dampak negative tentang
hilangnya esensi budaya tradisional dan berbagai kasus tentang kebijakan dan
perubahan yang dilakukan pemerintah terhadap festival budaya membuat festival
tersebut kehilangan unsur keasliannya. critical
review ini membahas antara lain: Budaya Thailand, Pariwisata di Thailand,
Wisata dan Pengembangan Budaya, Prosesi Menerangi Hias, dan Membuat Perahu
Hias.
Bagian pertama Budaya Thailand, Nuan Sarnsorn
memaparkan tentang budaya dan agama yang dianut oleh masyarakat thailand dan
perubahan beberapa budaya tradisonal diakibatkan adanya kebijakan dari
pemerintah dalam mengembangkan industri pariwisata sehingga banyak budaya lokal
telah hilang nilai sosialnya. Namun penulis kurang jelas dalam menjelaskan
tentang budaya seperti apa yang telah hilang nilai sosialnya sehingga pembaca
sedikit kesulitan dalam memahami berbagai macam kebudayaan tradisional yang
mulai hilang.
Pada bagian kedua tentang pariwisata di
Thailand, penulis menjelaskan secara rinci tentang pariwisata, mulai dari awal
mempromosikan pariwisata, kebijakan pemerintah dalam mempromosikan pariwisata,
dan jumlah kedatangan tamu dari berbagai Negara. Bagian kedua artikel ini memaparkan
kerja sama antar Negara ASEAN dalam bidang pariwisata dan objek-objek wisata di
setiap wilayah Negara tersebut. Yang menjadi kekurangan pada bagian kedua ini
adalah tidak adanya penjelasan mengenai nama-nama daerah tujuan wisata, yang
ditekankan hanyalah nama wilayah bagian Negara Thailand. namun secara garis
besar tidak ada masalah dalam menjelaskannya karena pada dasarnya penyusun
mampu menyajikan informasi yang lengkap secara baik.
Kemudian bagian ketiga yaitu Wisata dan
Pengembangan Budaya. Dibagian ini pariwisata telah menjadi indikator penting
dalam pertumbuhan ekonomi Negara, sehingga dari segi positif pemerintah telah
menditribusikan pendapatan ekonomi tersebut untuk masyarakat dan segi negatif
meningkatnya pendapatan ekonomi tampaknya telah mengabaikan unsur budaya.
Selain itu penulis menjelaskan tentang persaingan dalam pengembangan pariwisata
yang semakin sengit di Negara-negara sekitar, sehingga mengakibatkan
pengeluaran anggaran semakin banyak dalam mempromosikan pariwisata. Dibagian
ketiga ini, pandangan penulis terlalu umum sehingga para pembaca kurang
mendapatkan kejelasan tentang bagaimana pengembangan budaya itu dilakukan dan
adanya pengulangan contoh kasus antara lain akibat dari dampak pariwisata yang
menghilangkan unsur keaslian budaya.
Selanjutnya dibagian ke empat yaitu
prosesi menerangi perahu, penulis menjelaskan tentang apa itu prosesi menerangi
perahu, tujuan diselenggarakannya prosesi tersebut, daerah yang
menyelanggarakan acara dan alasan diselenggarakannya prosesi perahu diterangi
serta maksud dari penyelenggaraan prosesi tersebut untuk apa. Dari pemaparan
tersebut penulis sangat jelas dan detail dalam menguraikan isi-isi dibagian
ini, sehingga para pembaca mengetahui secara jelas tentang apa maksud dan tujuannya.
Dibagian terakhir yaitu Membuat Perahu Hias,
dibagian terakhir ini penulis menjelaskan tentang bahan-bahan untuk membuat
perahu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum pembuatan perahu dan puncak
perayaan festival tradisional tersebut. Penulis juga menjelaskan secara detail
tentang hilangnya esensi asli festival menerangi perahu sebagai tradisi budaya
Thailand, dijaman dulu tradisi tersebut hanya dilaksanakan di provinsi Nhakon
Phanom dengan bentuk kapal yang masih sederhana dan penuh dengan nilai spiritual yang terkandung didalamnya. Dan
pada saat ini bentuk kapal tersebut berubah lebih besar dan dimodifikasi supaya
terlihat menarik bagi para wisatawan dan membutuhkan dana yang besar untuk
membuatnya.
Adanya kepentingan-kepentingan
pemerintah serta perusahaan yang bergerak di industri pariwisata menyebabkan
budaya tradisional terlihat sangat
dikomersialkan demi meningkatkan perekonomian serta menambah devisa Negara.
Festival menerangi perahu hanyalah perayaan masyarakat dalam menaggapi
keyakinan dan untuk hiburan mereka sendiri, ketika pemerintah ikut
berpatisipasi sehingga dikembangkanlan untuk kepentingan pariwisata
Setelah perayaan tersebut selesai,
banyak permasalahan baru yang muncul antara lain kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan. Dari hasil penulisan dibagian terakhir ini penulis
menjelaskan bahwa Transformasi budaya tradisional mengakibatkan kurangnya
kesadaran pemerintah dalam menjaga budaya asli daerah. Kecendrungan mereka yang
hanya mementingkan perekonomian serta pendapatan daerah yang mengakibatkan eksistensi tradisi budaya
asli hilang. Banyak orang khawatir berapa tahun lagi acara tersebut akan tetap
berlangsung, mengingat partisipasi lokal sudah semakin berkurang. Situasi
seperti ini banyak terjadi disetiap
Negara, dimana ada banyak tradisi asli budaya hilang karena komersialisasi.
Dari
pemaparan yang telah ada sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan. Pertama,
pokok bahasan penulisan ini menarik, karena topik yang diangkat banyak terjadi
di setiap Negara dimana suatu budaya telah menjadi bahan komesil karena
pariwisata. Kedua penyusun mampu menjelaskan maksut dan tujuan dari penulisan
yang dibuat dengan menggunakan sistematika penulisan yang baik, walaupun
beberapa bagian terjadi pengulangan kasus yang terjadi. Ketiga kesimpulan
diberikan oleh penyusun cukup baik, walaupun secara keselurah kesimpulan tidah
menjelaskan bagian-bagian dari penuliasn ini. Yang terakhir, ulasan yang
diberikan penulis sangat bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca mengenai pariwisata
dan pengembangan budaya, yang mungkin sering kita alami didaerah tujuan wisata
dan juga bisa sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi perbaikan dalam
mengembangkan suatu budaya tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar